Istilah Pecinta Alam di Indonesia sebenarnya belum lama dikenal.
Dahulu memang
sudah ada kelompok-kelompok yang bergerak di bidang lingkungan
hidup dan konservasi alam. Sejarah tentang kelompok Pecinta Alam, terutama yang
ada kaitannya dengan upaya pelestarian alam, sudah tercatat sejak tahun 1912, dengan
terbentuknya De Nederlandsh Indische Vereneging Tot Natuur Rescherming.
Kemudian Pemerintah Hindia Belanda mulai terlibat secara konkret sejak tahun
1937, dengan terbentuknya Bescherming Afdeling Van’t Land Plantetuin. Sejak
saat itu kegiatan kepecintaalaman mulai berkembang di Indonesia
.
Pada Awal tahun 1960-an kegiatan yang berorientasi pada
pelestarian alam in mendapat pengaruh
yang cukup besar dari kegiatan kepanduan (scouting). Pandu yang kini dikenal dengan nama Pramuka,
berkembang pesat sejak tahun 1940-an, dan memang jenis kegiatan yang sering
dilakukannya adalah kegiatan olahraga, rekreasi, petualangan, membaca jejak dan
ketrampilan lainnya. Mau tidak mau, memang harus kita akui, bahwa kegiatan
kepecintaalaman bertambah muatannya dengan jenis-jenis kegiatan petualangan
karena adanya pengaruh dari kepanduan Istilah “Pecinta Alam” pertama kali
diperkenalkan oleh Mapala Universitas Indonesia pada tahun 1975. Setelah
berulang kali berganti nama, akhirnya mereka menamakan kelompoknya Mapala UI.
Setelah itu, terutama di era 1980-an, perkembangan
kelompok-kelompok Pecinta
Alam semakin pesat di seluruh tanah air, sampai sekarang ini
PECINTA ALAM
Kalau kita menilik asal katanya, ‘Pecinta’ artinya orang yang
mencintai, dan alam dapat diartikan segala sesuatu yang ada di sekitar kita.
Kalau kita perjelas lagi alam berarti segalanya, baik benda hidup maupun benda
tak hidup, yang ada di dunia ini. Udara, tanah, dan air merupakan bagian dari
alam yang membantu kelangsungan hidup kita. Demikian pula dengan tanaman,
hewan, dan manusia, mereka termasuk bagian dari alam ini. Keberadaan mereka
satu dengan yang lain saling mempengaruhi. Jadi, jelas bahwa diri kita
masing-masing pun merupakan bagian dari alam semesta ini. Lalu dapatkah kita
mengatakan bahwa Pecinta Alam adalah orang yang mencintai alam semesta beserta
isinya, termasuk dirinya sendiri. Bagaimana pula dengan mereka yang memiliki
hobby bertualang di alam bebas? Dapatkah mereka kita sebut Pecinta Alam?
Tampaknya memang ada kerancuan makna dalam istilah “Pecinta Alam” tersebut:
antara mereka yang mencintai alam (lingkungan) dengan mereka yang gemar
berpetualang di alam bebas. Sebagai pembanding, di Eropa dan Amerika ada suatu
terminologi yang jelas bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia
kepecintaalaman, misalnya envi-ronmentalist (pecinta lingkungan hidup: Green
Peace), naturlist (pecinta alam seperti sebagaimana adanya), adventure
(petualangan/penjelajah), mountaineers (pendaki gunung), outdoor
sports/activities (olahraga alam bebas: berkemah, gantole, menelusuri gua ,
masuk hutan, menyususri gua, dan semestinya).
Di Indonesia, Pecinta Alam adalah pendaki gunung, penulusuran gua,
pengarungan
sungai, pemanjat tebing dan sekaligus pecinta lingkungan. Hingga
saat ini baru sedikit kelompok yang mengkhususkan aktivitasnya pada salah satu
bidang saja. Oleh karena itu, mungkin akan lebih tepat bila dikatakan bahwa
Pecinta Alam adalah orang-orang yang menCINTAI ALAM beserta segala isinya, dan
yang menCINTAI petualangan alam bebas.
AKTIVITAS PECINTA ALAM (DI INDONESIA)
Copyright jumiatun orhy@webmail.umm.ac.id
http://jumiatun.student.umm.ac.id/2011/08/04/hello-world/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar